Rabu, 12 April 2017

Pengecoran Logam

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas rahmat dan  hidayah-Nya saya dari program studi teknik mesin, matakuliah  Teknik Pengecoran, bisa menyelesaikan Laporan Akhir untuk Praktek Pengecoran Logam.
Semoga dengan selesainya laporan akhir ini, bisa bermanfaat dan bisa memberikan pengetahuan yang luas lagi tentang Teknik Pengecoran..
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini, saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kudus, 20-Desember-2016


Penyusun



DAFTAR PUSTAKA




 


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 TEKNIK PENGECORAN

Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang kompleks
Pengecoran digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan materi lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua: expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat diperluas) mold casting
Pengecoran logam dapat dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti, besi, baja, paduan tembaga (perunggu, kuningan, perunggu aluminium dan lain sebagainya), paduan logam ringan (paduan aluminium, paduan magnesium, dan sebagainya), serta paduan lain, semisal paduan seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang mengandung molibdenum, krom, dan silikon), dan sebagainya
Klasifikasi yang berkaitan dengan bahan pembentuk, proses pembentukan, dan metode pembentukan dengan logam cair, dapat dikategorikan sebagai berikut:
a)      Expendable mold, yang mana tipe ini terbuat dari pasir, gips, keramik, dan bahan semacam itu dan umumnya dicampur dengan berbagai bahan pengikat (bonding agents) untuk peningkatan peralatan.
b)      Permanent molds, yang mana terbuat dari logam yang tahan pada temperature tinggi. Seperti namanya, cetakan ini digunakan berulang-ulang dan dirancang sedemikian rupa sehingga hasil cetakan dapat dihilangkan dengan mudah dan cetakan dapat digunakan untuk cetakan berikutnya.
c)      Comosite molds, yang mana terbuat dari dua atau lebih material yang berbeda (seperti pasir, grafit, dan logam) dengan menggabungkan keunggulan masing-masing bahan. Pembentuk ini memiliki sifat tetap dan sebagian dibuang dan digunakan di berbagai proses cetakan untuk meningkatkan kekuatan pembentuk, mengendalikan laju pendinginan, dan mengoptimalkan ekonomi keseluruhan proses pengecoran.

1.1.1. Menurut jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat diklasifikan menjadi dua katagori :

Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan produk corannya cetakan harus dihancurkan. Jadi selalu dibutuhkan cetakan yang baru untuk setiap pengecoran baru, sehingga laju proses pengecoran akan memakan waktu yang relatif lama. Tetapi untuk beberapa bentuk geometri benda cor tersebut, cetakan pasir dapat menghasilkan coran dengan laju 400 suku cadang perjam atau lebih.
a.      Cetakan Pasir
Cetakan Pasir merupakan cetakan yang paling banyak digunakan, karena memiliki keunggulan :
1.      Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan titanium
2.      Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar
3.      Jumlah produksi dari satu sampai jutaan.
Tahapan pengecoran logam dengan menggunakan cetakan pasir sebagai berikut :
1.      Pembuatan pola, sesuai dengan bentuk coran yang akan dibuat;
2.      Persiapan pasir cetak;
3.      Pembuatan cetakan
4.      Pembuatan inti (bila diperlukan);
5.      Peleburan logam;
6.      Penuangan logam cair kedalam cetakan;
7.      Pendinginan dan pembekuan;
8.      Pembongkaran cetakan pasir;
9.      Pembersihan dan pemeriksaan hasil coran;
10.  Produk cor selesai.
Tahapan pembuatan cetakan pasir :
1.      Pemadatan pasir cetak di atas pola;
2.      2. Pelepasan pola dari pasir cetak rongga cetak;
3.      Pembuatan saluran masuk dan riser;
4.      Pelapisan rongga cetak;
5.      Bila coran memiliki permukaan dalam (mis : lubang), maka dipasang inti;
6.      6. Penyatuan cetakan;
7.      Siap untuk digunakan.
b.      Cetakan dan Pembuatan Cetakan
Pasir cetak yang sering dipakai adalah Pasir silika (SiO2), atau Pasir silika yang dicampur dengan mineral lain (Tanah lempung) atau resin organik (mis. resin phenolik, resin turan, dsb). Ukuran butir yang kecil akan menghasilkan permukaan coran yang baik, tetapi ukuran butir yang besar akan menghasilkan permeabilitas yang baik, sehingga dapat membebaskan gas-gas dalam rongga cetak selama proses penuangan.
Cetakan yang dibuat dari ukuran butir ynag tidak beraturan akan menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dari pada butir yang bulat, tetapi permeabilitasnya kurang baik.
Beberapa indikator untuk menentukan kualitas cetakan pasir :
1.      Kekuatan, kemampuan cetakan untuk mempertahankan bentuknya dan ketahanannya terhadap pengikisan oleh aliran logam cair. Hal ini tergantung pada bentuk pasir, kualitas pengikat dan faktor-faktor yang lain.
2.      Permeabilitas, kemampuan cetakan untuk membebaskan udara panas dan gas dari dalam cetakan selama operasi pengecoran melalui celah-celah pasir cetak.
3.      Stabilitas termal, kemampuan pasir pada permukaan rongga cetak untuk menahan keretakan dan pembengkokan akibat sentuhan logam cair.
4.      Kolapsibilitas (collapsibility), kemampuan cetakan membebaskan coran untuk menyusut tanpa menyebabkan coran menjadi retak.
5.      Reusabilitas, kemampuan pasir (dari pecahan cetakan) untuk digunakan kembali (didaur ulang).
Pasir yang digunakan sebagai cetakan bisa diklarifikasikan menjadi 3 macam cetakan, yaitu sebagi berikut :
1.      Cetakan pasir basah
Cetakan pasir basah dibuat dari campuran pasir, lempung, dan air.
Keunggulan :
a.       Memiliki kolapsibilitas yang baik.
b.      Permeabilitas baik.
c.       Reusabilitas yang baik, dan
d.      Murah.
Kelemahan :
Uap lembab dalam  pasir dapat menyebabkan kerusakan pada berberapa coran,tergantung pada logam dan geometri coran.
2.      Cetakan pasir kering
Cetakan pasir basah dibuat dengan menggunakan bahan pengikat organik, dan kemudian cetakan dibakar di dalam sebuah oven dengan temperatur berkisar antara 204o sampai 316̊
a.       Pembakaran dalam oven dapat memperkuat cetakan dan mengeraskan permukaan rongga cetakan.
Keunggulan :
Dimensi produk cetak lebih baik.
Kelemahan :
1.      Lebih mahal dibandingkan dengan cetakan pasir basah;
2.      Laju produksi lebih rendah karena dibutuhkan waktu pengeringan;
3.      Pemakaian terbatas untuk coran yang medium dan besar dalam laju produksi (rendah atau medium).
3.      Cetakan kulit kering
Cetakan kulit kering diperoleh dengan mengeringkan permukaan pasir basah dengan kedalaman 1,2 cm sampai dengan 2,5 cm pada permukaan rongga cetakan.Bahan perekat khusus harus ditambahkan pada campuran pasir untuk memperkuat permukaan rongga cetak. Klasifikasi cetakan yang telah dibahas merupakan klasifikasi konvensional. Saat ini telah dikembangkan cetakan yang menggunakan pengikat bahan kimia. Beberapa bahan pengikat yang tidak menggunakan proses pembakaran, seperti antara lain resin turan, penolik, minyak alkyd. Cetakan tanpa pembakaran ini memiliki kendali dimensi yang baik dalam aplikasi produksi yang tinggi
B.  Pengecoran dengan cetakan permanen.
Pada proses cetakan permanen, cetakan biasanya di buat dari bahan logam, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju proses pengecoran lebih cepat dibanding dengan menggunakan cetakan sekali pakai, tetapi logam coran yang digunakan harus mempunyai titik lebur yang lebih rendah dari pada titik lebur logam cetakan. Pengecoran cetakan permanen menggunakan cetakan logam yang terdiri dari dua bagian untuk memudahkan pembukaan dan penutupannya. Pada umumnya cetakan ini dibuat dari bahan baja atau besi tuang. Logam yang biasa dicor dengan cetakan ini antara lain aluminium, magnesium, paduan tembaga, dan besi tuang.
Macam macam pengecoran cetakan permanen :
1. Pengecoran tuang (slush casting)
Digunakan untuk benda cor yang berlubang dengan cetakan logam tanpa inti.
Tahapan pengecoran:
Logam cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sejenak sampai terjadi pembekuan pada bagian yang bersentuhan dengan dinding cetakan Cetakan kemudian dibalik, sehingga bagian logam yang masih cair akan tertuang keluar dari rongga cetakan. Diperoleh benda cor yang berlubang, ketebalannya ditentukan oleh lamanya waktu penahan sebelum cetakan dibalik. Contoh penggunaan: patung, alas lampu, boneka, dan lain-lainnya. Logam cor yang biasa dipakai : timah hitam, seng, dan timah putih.


2. Pengecoran bertekanan rendah (low pressure casting)
Pada pengecoran jenis ini cetakan diletakkan diatas ruang kedap udara (airtight chamber), kemudian gas bertekanan rendah dialirkan ke dalam ruang tersebut sehingga logam cair yang berada di dalam ladel tertekan ke atas melalui saluran batu tahan api masuk ke dalam cetakan,
Keuntungan :
Hasil cetakan bersih bebas dari inklusi kerusakan akibat porositas gas dan oksidasi dapat diperkecil,Sifat mekaniknya meningkat.
3. Pengecoran cetakan permanen vakum (vacuum permanent mold casting)
Merupakan bagian dari pengecoran bertekanan rendah, bedanya disini cetakannya divakum, sehingga cairan logam akan ditarik ke dalam rongga cetak karena adanya perbedaan tekanan.
Kelebihan proses ini dibandingkan pengecoran bertekanan rendah adalah :
a.       Kerusakan karena porositas udara dapat dikurangi
b.      Kekuatan benda cor lebih baik.
4. Pengecoran cetak tekan (die casting)
Pengecoran cetak tekan termasuk proses pengecoran cetakan permanen dengan cara menginjeksikan logam cair ke dalam rongga cetakan dengan tekanan tinggi (7 sampai 350MPa). Tekanan tetap dipertahankan selama proses pembekuan, setelah seluruh bagian coran membeku cetakan dibuka dan hasil coran dikeluarkan dari dalam cetakan.
Terdapat dua jenis mesin cetak tekan :
1.       Mesin cetak tekan ruang panas (hot chamber)
2.      Mesin cetak tekan ruang dingin (cold chamber)
Perbedaan antara mesin cetak tekan ruang panas dan mesin cetak tekan ruang dingin yaitu:
a.      Mesin cetak tekan ruang panas :
1.      Tungku peleburan terdapat pada mesin dan silinder injeksi terendam dalam logam cair
2.      Tekanan injeksi berkisar antara 7 sampai 35 MPa
3.      Digunakan untuk logam cor dengan titik lembur rendah seperti Sn, Pb, Zn.
4.      Laju produksi cepat, bisa mencapai 500 produk/jam.
b.      Mesin cetak tekan ruang dingin :
1.      Tungku peleburan terpisah, silinder injeksi diisi logam cair secara manual atau mekanis.
2.      Tekanan injeksi berkisar antara 14 sampai 140 Mpa.
3.      Digunakan untuk logam cor dengan titik lebur lebih tinggi seperti Al, Cu, Mg.
4.      Laju produksi lebih lambat dibandingkan cetak tekan ruang panas.
Keuntungan pengecoran cetak tekan :
a.       Laju produksi tinggi
b.      Sangat ekonomis untuk produksi massal
Pola merupakan model benda cor dengan ukuran penuh dengan memperhatikan penyusutan dan kelonggaran untuk pemesinan pada akhir pengecoran
a) Pola padat (disebut juga pola tunggal) 
Pola padat dibuat sama dengan geometri benda cor dengan mempertimbangkan penyusutan dan kelonggaran untuk pemesinan. Biasanya digunakan untuk jumlah produksi yang sangat kecil. Walaupun pembuatan pola ini mudah, tetapi untuk membuat cetakannya lebih sulit, seperti membuat garis pemisah antara bagian atas cetakan (cope) dengan bagian bawah cetakan (drug).  Demikian pula untuk membuat sistem saluran masuk dan riser diperlukan tenaga kerja yang terlatih.
b) Pola belah
Terdiri dari dua bagian yang disesuaikan dengan garis pemisah (belahan) cetakannya. Biasanya digunakan untuk benda coran yang memiliki geometri yang lebih rumit dengan jumlah produksi menengah. Proses pembuatan cetakannya lebih mudah dibandingkan dengan memakai pola padat.
c) Pola dengan papan penyambung
Digunakan untuk jumlah produksi yang lebih banyak. Pada pola ini, dua bagian pola belah masing-masing diletakan pada sisi yang berlawanan dari sebuah papan kayu atau pelat besi.

d) Pola cope dan drug 
Pola ini hampir sama dengan pola dengan papan penyambung, tetapi pada pola ini dua bagian dari pola belah masing-masing ditempelkan pada papan yang terpisah. Pola ini biasanya juga dilengkapi dengan sistem saluran masuk dan riser.
Pola menentukan bentuk luar dari benda cor, sedangkan inti digunakan bila benda cor tersebut memiliki permukaan dalam. Inti merupakan model dengan skala penuh dari permukaan, dalam benda cor, yang diletakan dalam rongga cetak sebelum permukaan logam cair dilakukan, sehingga logam cair akan mengalir membeku diantara rongga cetak dan inti, untuk membentuk permukaan bagian luar dan dalam dari benda cor. Inti biasanya dibuat dari pasir yang dipadatkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Seperti pada pola, ukuran inti harus mempertimbangkan penyusutan dan pemesinan.  Pemasangan inti didalam rongga cetak kadang-kadang memerlukan pendukung (support) agar posisinya tidak berubah. Pendukung tersebut disebut chaplet, yang dibuat dari logam yang memiliki titik lebur yang lebih tinggi dari pada titik lebur benda cor. Sebagai contoh, chaplet baja digunakan pada penuangan besi tuang, setelah penuangan dan pembekuan chaplet akan melekat ke dalam benda cor. Fungsi dari inti itu sendiri yaitu membuat rongga pada benda coran.
Untuk membuat cetakan, dibutuhkan saluran turun yang mengalirkan cairan logam kedalam rongga cetakan, penambah yang memberi cairan logam pada saat logam membeku dan menyusut, dan sebagainya. Besar dan bentuknya ditentukan oleh ukuran, tebal irisan dan macam logam yang di cor. Selanjutnya diperlukan penentuan keadaan-keadaan penuangan seperti temperatur penuangan dan laju penentuan keadaan-keadaan penuangan seperti temperatur penuangan dan laju penuangan. Karena kwalitas coran tergantung pada saluran turun, penambah, keadaan penuangan dan lainnya, maka penentuannya memerlukan pertimbangan yang teliti.

a.      Sistim saluran
Sistim saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan kedalam rongga cetakan. Tiap bagian diberi nama, dari mulai cawan tuang di mana logam cair dituangkan dari ladel, sampai saluran masuk kedalam rongga cetakan. Nama-nama itu ialah : cawan tuang, saluran turun, pengalir dan saluran masuk.
Bagian-bagian sistim saluran
1. Cawan tuang (pouring basin)
Berfungsi manampung kotoran atau slag (terak) yang ikut terbawa pada saat menuangkan logam dari ladle berfungsi juga menampung kelebihan logam cair.
2. Saluran turun
Saluran turun (sprue) berfungsi untuk meneruskan lagam cair dari cawan tuang ke runner dan saluran masuk (gate).
3. Pengalir (runner)
Merupakan saluran utama didalam cetakan yang akan mendistribusikan logam cair kedalam ingate. Selain itu runner berfungsi menahan pengotor atau impurities yang terbawa dalam logam cair agar tidak masuk kedalam produk cor.
4. Saluran Masuk (Ingate)
Saluran yang mendistribusikan langsung logam cair kedalam rongga produk cor. Ingate harus mudah dipotong untuk proses pelepasan produk cor dari bagian sistem salurannya atau biasa disebut fettling, oleh karena itu dalam pembuatan ingate kita harus memperhatikan ukuran coran, ketebalannya, kondisi cetakan, ukuran dan bentuk ingate itu sendiri.
1.1.5 Cacat coran dan pencegahanya
Pada coran terdapat terjadi berbagai macam cacat tergantung pada bagaimana keadaanya, sedangkan cacat-cacat tersebut boleh dikatakan jarang berbeda menkurut bahan dan macam coran. Banyak cacat ditemukan dalam coran secara biasa. Seandainya sebab-sebab dari cacat-cacat tersebut diketahui, maka pencegahan terjadinya cacat dapat dilakukan
a. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Cacat pada Coran
1.      Desain pengecoran dan pola
2.      Pasir cetak dan desain cetakan dan inti
3.      Komposisi muatan logam
4.      Proses peleburan dan penuangan
5.      Sistim saluran masuk dan penambah.
b. Macam-macam Cacat Coran
Komisi pengecoran internasional telah membuat penggolongan cacat-cacat coran dan dibagi menjadi 9 macam, yaitu :
1.      Ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas
2.      Lubang-lubang
3.      Retakan
4.      Permukaan kasar
5.      Salah alir
6.      Kesalahan ukuran
7.      Inklusi dan struktur tak seragam
8.      Deformasi
9.      Cacat-cacat tak nampak
c. Keuntungan proses pembentukan dengan pengecoran :
1.      Dapat mencetak bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar maupun bentuk bagian dalam
2.      Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan
3.      Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat dari 100 ton
4.      Dapat digunakan untuk berbagai macam logam
5.      Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi massal.
Setiap metode pengecoran memiliki kelemahan, tetapi secara umum kerugian proses pembentukan dengan pengecoran dapat disebutkan sebagai berikut :
1.      Keterbatasan sifat mekanik;
2.      Sering terjadi porositas;
3.      Dimensi benda cetak kurang akurat;
4.      Permukaan benda cetak kurang halus;
5.      Bahaya pada saat penuangan logam panas;
6.      Masalah lingkungan.

1.2  TUJUAN
1.      Mampu memahami pembuatan benda coran dengan menggunakan jenis pengecoran sand casting ( pengecoran pasir) menggunakan pola logam dan pola styrofoam/evaporatif.
2.      Memahami perancangan pola dan gatting sistem ( sistem saluran) untuk membuat cetakan .
3.      Mengetahui proses pembuatan cetakan pasir
4.      Memahami proses peleburan hingga menjadi benda coran
5.      Mengetahui perhitungan efisiensi coran, membandingkan antara dimensi pola dan dimensi produk.


Pada proses pengeceron logam praktikan menggunakan beberapa macam alat, di bawah ini merupakan bagian kecil dari alat yang di pakai oleh praktikan, yaitu sebagai berikut :
a.       Cetakan atau Pattern
Cetakan merupakan bagian terpenting dari proses pengecoran, karena cetakan merupakan tempat dibentuknya logam cor tersebut. Bagus jeleknya hasil atau produk cor, bisa dilihat dari bagus tidaknya cetakan tersebut, karena jika cetakan kurang presisi akan mempengaruhi hasil akhirnya.
b.      Tungku Bakar
Alat ini digunakan pada tahapan pling utama, di tungku bakar ada proses peleburan alumunium yang nanti dipakai untuk proses pengecoran.
c.       Tangki udara
Tangki udara disini berbeda fungsi dengan tangki udara yang biasanya, karena tangki udara disini berisi bahan bakar untuk proses pengapian, di dalam tangki udara berisi udara dan bahan bakar, dimana udara membantu bahan bakar untuk keluar.
d.      Thermometer infrared
Thermometer berfungsi untuk mengetahui berapa temperature alumunium ketika dalam proses peleburan. Jika temperature sudah sesuai dengan yang diharapkanmaka proses peleburan dihentikan. Karena jika terlalu encer maka hasil pengecorannya akan menjadi jelek.
e.       Ayakan pasir
Ayakan ini berfungsi untuk menghaluskan pasir yang akan digunakan untuk pembuatan cetakan. Biasanya pembuatan cetakan pasir ini dibuat ketika proses pengecoran logam.
f.       Kuas
Digunakan untuk membersihkan pola sebelum digunakan pada cetakan


g.      Ladel
Digunakan untuk mengambil cairan alumunium yang sudah dilebur untuk di tuang didlam cetakan.
h.      Pasir
Pasir digunakan untuk membuat ceetakan pada proses pengecoran logam terutama pada proses pengecoran alumunium.
i.        Sterofom
Digunakan untuk proses pengecoran logam yang bersifat rumit proses pengerjaannya. Misalnya seperti impeller, baling baling pada kappal dan lain sebagainya
j.        Alumunium
Digunakan untuk proses pengecoran logam, yaitu sebagai bahan cornya.
A.    Jenis pengecoran : cetakan pasir + inti + pola logam
Jenis Produk : manipol dan dudukan skok
Langkah – langkahnya :
1.      pertama melebur alumunium sampe cair karena membutuhkan waktu   yang lama dengan suhu 6000 – 7000C
2.      Lalu membuat cetakan pasir manipol dan dudukan skok
3.      Cetakan pasir jangan sampai terlalu basah atau terlalu kering
4.      Lalu membuat saluran tuang
5.      Cetakan harus padat
6.      Kemudian membuat inti
7.      Inti di amplas untuk di masukkan ke manipol
8.      Saat alumunium sudah mencair, cairan alumunium di masukkan ke cetakan melalui saluran tuang,tunggu beberapa menit
9.      Lalu bongkar cetakan pasir untuk mengambil produk yang di cor
B.     Jenis Pengecoran : Cetakan pasir + styrofoam + non inti
    Jenis Produk : huruf 3B
    Langkah – langkah prosesnya :
1.      Pertama melebur alumunium sampe cair karena membutuhkan waktu   yang lama dengan suhu 6000 – 7000C
2.      Kemudian buat huruf 3B menggunakan styrofoam
3.      Jika huruf 3B sudah jadi, maka huruf 3B di taruh di cetakan pasir
4.      Lalu huruf 3B ditaruh di cetakan pasir, pertama di nkasih pasir dulu kemudian di atsnya di kasih pasir kasar (pair tidak boleh terlalu kering atau terlalu basar)
5.      Lalu membuat saluran tuang untuk 3B
6.      Saat alumunium sudah cair, maka alumunium di tuang ke cetakan saluran tuang yang sudah di buat
7.      Lalu bongkar cetakan dan ambil produknya
C.    Jenis Pengecoran : Cetakan logam tanpa penekanan
Cara pemasukkan logam cair ke dalam rongga cetakan. Tekanan diberikan oleh mesin cukup tinggi sehingga pengisian logam cair sangat  cepat. Oleh karena itu proses ini dapat menghasilkan produk dengan bentuk dan kehalusan permukaan sesuai dengan rongga cetakan logam yang dipakai. Dengan demikian tidak memerlukan proses tambahan atau proses penyelesaian. Tekanan yang diberikan berkisar 5 – 2500 kg/cm2
D.    Jenis Pengecoran : cetakan logam dengan tekanan
Cara pemasukkan logam cair ke dalam rongga cetakan. Tekanan diberikan oleh mesin cukup tinggi sehingga pengisian logam cair sangat  cepat. Oleh karena itu proses ini dapat menghasilkan produk dengan bentuk dan kehalusan permukaan sesuai dengan rongga cetakan logam yang dipakai. Dengan demikian tidak memerlukan proses tambahan atau proses penyelesaian. Tekanan yang diberikan berkisar 5 – 2500 kg/cm2.

3.1 KESIMPULAN

Pengecoran sudah dilakukan sejak 4000 tahun sebelum masehi. Banyak yang harus diketahui tentang pengecoran seperti pola, saluran pengalir pada pengecoran, cetakan yang digunakan dan inti. Dalam pengecoran terdapat beberapa pola seperti pola tunggal, pola belah pola dengan papan penyambung, dan pola cope dan drag. Ada juga sistem saluran yang diklasifikasikan 4 macam yaitu Cawan tuang (pouring basin), Saluran turun (sprue), Pengalir (runner), Saluran Masuk (Ingate).

3.2 SARAN

Mahasiswa lebih memperhatikan dan tidak sibuk sendiri pada saat melakukan praktek. Alat cetakan nya lebih di perbanyak lagi biar tidak kelamaan menunggu giliran saat melakukan praktek pengecoran. Mempersingkat waktu.



DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/pengecoran
http: //hmmftum.blogspot.com/2012/pengecoran-logam.
http:// Teknik mesin 2011 unila.blogspot.com
surdia,tata.1982.teknik pengecoran logam.jakarta:Pt Pradnya Paramita